Tuesday, December 3, 2019

CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PBI


BAB XI
CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PBI

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Semester 3

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd


Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118

A. PENGERTIAN CTL
CTL atau belajar dan mengajar berdasarkan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan yang berhubungan dengan diri pembelajar. Yang ingin dibangun dalam CTL adalah perkembangan pikiran pembelajar sesuai dengan perkembangannya (baca: mempercepat perkembangan long term memory), pembelajar barus dihadapkan dengan realita yang ada di sekitarnya untuk memahami konsep-konsep teoretis dan akademis.

B. ANEKA PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia dewasa ini memperkenalkan berbagai pendekatan, yaitu (a) pendekatan komunikatif, (b) pendekatan konstruktifisme, dan sekarang diperkenalkan pendekatan lain yaitu (c) pendekatan CTL.

Pendekatan komunatif digunakan untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada pembelajaran. Konsep pendekatannya adalah bahwa bahasa diasumsikan sebagai alat komunikasi. Pendekatan komunikatif digunakan untuk memilih materi yang harus dipelajari oleh pembelajar.

Pendekatan konstruktifisme berasumsi bahwa setiap pembelajar mampu belajar dengan mengontruk rumusan kebenaran berdasarkan perkembangan pikirannya. Pendekatan ini digunakan unruk mendasari pemilihan materi seperti apa yang sesuai dengan tahap perkembangan pikiran belajar. Pendekatan konstruktifisme digunakan untuk melihat tahap perkembangan pikiran belajar.
Pendekatan CTL berasumsi bahwa konteksbelajar menjadi sangat penting dalam belajar pembelajar, termasuk konteks belajar bahasa. CTL lebih memberikan warna pada pentingnya menciptakan atmosfer belajar bagi pembelajar sehingga ketika pembelajar belajar tidak merasa asing dengan sesuatu yang sedang dipelajari.

C. CTL MEMBANGUN PEMIKIR KRITIS DAN KREATIF
Pemikir kritis adalah pemikir ysng msmpu berpikir secara sistematis untuk menemukan kebenaran dengan mengevaluasi bukti-bukti, asumsi, logika dan bhaasa orang lain mendasari pernyataan orang lain tersebut. Seorang pemikir kritis memiliki ciri penanda sebagai berikut:

1. Mampu mengidentifikasi masalah
2. Mampu menemukan sudut pandang
3. Mampu mengajukan alasan
4. Mampu mengemukakan asumsi-asumsi
5. Mampu mengemukakan bahasa dengan jelas
6. Mampu mengemukakan bukti-bukti sebagai pendukung
7. Mampu menarik kesimpulan
8. Mampu melihat implikasi dari kesimpulan yang sudah diambil

D. MEMBANGUN SEMANGAT BELAJAR
CTL mampu memberikan jawaban atas kegagalan pembelajaran secara tradisional yang penuh dengan ceramah dan hafalan. CTL mampu membawa keberhasilan terhdap maayoritas pembelajar yang gagal dalam pembelajaran secara tradisional. Ada beberapa hal yang perlu dikembangakan agar CTL mampu mencapai keberhasilan dengan standar tinggi, yaitu :

a)   Prinsip saling ketergantungan
b)   Prinsip pembelajaran mandiri dan kerjasama
c)   Prinsip kebermaknaan dalam belajar
d)   Pinsip berpikir kritis dan kreatif
e)   Prinsip penilaian secara autentik

E. MENINGKATKAN DAYA SERAP PEMBELAJAR
Pengajar mestinya menghindari kegiatan pengajaran dengan memberi ceramah, dan memperbanyak pemberian kesempatan kepada pembelajar untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya.

Agar pembelajar dapat mencapai kompetensi maksimal, pengajar dapat melakukan berbagai usaha dalam proses pembeljaaran dengan memanfaatkan berbagai materi, metode, teknik, strategi, dan media untuk menunjang proses belajar-mengajar antara pengajar dengan pembelajar melalui materi .
Komponen pembelajaran pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) komponen pokok meliputi pengajar,  materi, dan pembelajar, dan (b) komponen penunjang meliputi metode, teknik, srategi, dan media pembelajar.

F. MODEL CTL BAHASA INDONESIA
Desain pembelajaran secara kontekstual tersebut dapat dirancang dengan memperhatikan komponen pembelajaran sebagai berikut :
1.   Pemilihan materi
2.   Metode pembelajaran
3.   Teknik pembelajaran
(a) Membuat kelompok di anatara pembelajar, (b) Berbagi tugas di antara pembelajar, (c) Saling membantu di antara pembelajar, (d) Saling memberi semangat untuk sukses bersama.
4.   Stategi pembelajaran
(1) Saling memberi dukungan untuk keberhasilan, (2) saling memberi kritik, saran dan masukan, (3) masing-masing pembelajar selalu siap menerima kritik, saran dan masukan sebagai dorongan untuk sukses bersama, (4) setiap pembelajar harus meraskan dan menyadari bahwa andil pembelajar lain harus dihargai sebagai kontributor yang sangat signifikan dalam mencapai suatu keberhasilan.
5.   Media pembelajaran
6.   Interaksi belajar mengajar
7.   Penilaian hasil belajar
Penilain hasil belajar berdasarkan CTL disarankan menggunakan penilaian autentik. Asrtinya, penilaian dengan non-tes, seperti profolio, proyek, njuk kerja adalah bentuk penialaian tepat untuk pembelajaran berdasarkan pendekatan CTL.

DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar

No comments:

Post a Comment