Saturday, October 19, 2019

ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM PEMBELJARAN BAHASA


 BAB V
ANALISIS KONTRASTIF (AK) DALAM PEMBELJARAN BAHASA

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Semester 3

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd

  
Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118

A.   MEMAHAMI AK
Hambatan dalam penggunaan B2 adalah tercampurnya sistem bahasa pertama B1 dengan sistem B2. Manusia memperoleh bahasa melalui proses yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang terlibat dalam proses penguasaan bahasa adalah berupa bunyi, sistem bunyi dan struktur gramatik yang dipakai sebagai sarana agar fungsi komunikatif dapat berlangsung dan faktor sistem bahasa (berupa unit-unit dan struktur kebahasaan). Faktor-faktor psikologi adalah :
a.   Pemerolehan B2,
b.   Hakikat belajar (baik menurut pandangan kaum behavirois maupun kaum kognitiv),
c.   Faktor kepribadian,
d.   Dimensi-dimensi sosiokultural (Brown, 1980)
Fries (1945) mengajukan hipotensi bahwa materi pengajaran yang paling efektif dalam proses mengusai B2 adalah materi yang didasarkan pada deskripsi secara menegani bahasa target yang akan dipelajari dan kemudian dibandingkan dengan bahasa ibu. Tori Chomsky (1968) mengenal kesemestaan bahasa dan teori tentang struktur batin bahasa , AKA seaakan mendapat dukungan akan kebenaran teorinya.

Ronald Wardhaugh (1970) dalam paper kecilnya berjudul Contrastif Analysis memaparkan kelemahan AK dan menyarankan perlunya periode tenang (silent period) sambil menunggu munculnya metode linguistik dan analisis kebudayaan yang sempurna.

Betapapun keraguaan dan kritik terhadap AK muncul dari berbagai penjuru, bukan berarti sudah tertutup jalan untuk mencari kemungkinan diterakpannya AK dalam mengajarkan bahasa kedua.

B.   LINGUISTIK KONTRASTIF
Linguistik Kontrastif adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkron dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu bisa dilihat (Lado, 1957). Lado mengajurkan bahwa pengontasan bahasa dilakukan berdasarkan fonologi, struktur gramatik, kosakata serta sistem tulisan. Struktur gramatik adalah kontruksi bahasa yang lazim digunakan oleh penutur asli dalam berkomunikasi.

Kelompok VL dan VK adalah VM (versi moderat), mencoba merasionalisasi AK berdasarkan tiga sumber, yaitu :
a.   Pengalaman dalam praktik mengajar para guru bahasa kedua,
b.   Studi mengenai bahasa, dan
c.   Teori belajar bahasa.
Lee mengajukan asumsi bahwa AK perlu dilakukan karena :
a.   Penyebab utama kesulitan belajar bahasa kedua adalah interferensi dari bahasa ibu pembelajar,
b.   Kesulitan itu terjadi karena perbedaan dari kedua sistem bahasa itu,
c.   Semakin besar perbedaan kedua bahasa semakin besar pula kesulitannya,
d.  Hasil perbandingan dari dua bahasa itu perlu untuk meramalkan kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam belajar bahasa kedua, dan
e.  Apa yang diajarkan harus sesuai dengan perbedaan yang ada dari kedua sistem bahasa itu berdasarkan hasil analisis perbedaan.

Adapun versinya, usaha untuk mengontraskan dua sistem bahasa hendaknya dilakukan dengan langkah-langkah :
a.   Deskripsi kedua bahasa yang akan dikontraksikan,
b.   Seleksi unsur-unsur persamaan dan perbedaan kedua bahasa,
c.   mengontraskan perbedaan sistem kedua bahasa, dan
e.   Meramalkan sebab-sebab kesulitan belajar berdasarkan hasil pengontrasan tersebut.

Bila kita simak kebelakang, munculnya AK sebetulnya didasarkan pada 3 asumsi :
a.   Pengalaman mengajr guru-guru bahasa asing yang selalu menemukan kesalahan bahwa kesalahan berbahasa yang dipelajari pembelajar selalu dapat ditelusur kembali melalui bahasa ibu pembelajar.
b.  Studi tentang kontak bahasa dalam situasi kedwibahasaan yang selalu dicatat adanya inferensi yang oleh Weinreich.
c.  Teori belajar terutama teori transfer yang dipandang sebagai fasilitasi yang bersifat positif, di samping ada interferensi yang bersifat negatif (Jakobovits, 1969; Caroll, 1968).

Berdasarkan asumsi di atas AK pada dasarnya bertujuan :
1.   Untuk menegakkan kesemestaan bahasa serta ciri-ciri kahas dari masing-masing bahasa.
2.   Ingin mengukuhkan pendapat pembelajar B2 bahwa bahasa itu berbeda-beda.
3.   Pengembangan materi pengajaran bahasa.

Usaha-usaha yang harus dilakukan agar tujuan belajar bahasa kedua berhasil :
a.  Menetapkan materi yang terpilih,
b.  Mengadakan analisis ilmiah pada materi bahasa yang sudah terpilih untuk mendapatkan hasil yang signifikan tentang struktur dan sistem kedua bunyi bahasa, dan
c.  Mengadakan perbandingan antara bahasa kedua dengan bahasa ibu pembelajar (Fries, 1945).

C.   KRITIK TERHADAP AK
Kritik pertama dikemukakan oleh Ronald Wardhaugh (1970) bahwa AK menimbulkan ketidakpastian karena tidak memandainya teori linguistik yang ada.
Kritik kedua dikemukakan oleh Whitman dan Jackson (1972) ketika mereka mengadakan tes empirik terhadap teori AK
Kritik ketiga dikemukakan oleh Brown (1980) bahwa AK yang populer itu ternyata hanya berhasil meramalkan kesulitan dalam bidang fonologi.
Kritik keempat dikemukakan oleh Abdul Wahad (tidak dipublikasikan) bahwa penerapan AK terhadap dua sistem bahasa yang sangat berbeda harus ditinjau kembali.

DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar

No comments:

Post a Comment