BAB VI
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
RESUME
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik
Semester
4
Dosen
Pengampuh
M.
Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun
Oleh :
Alfa
Julia (18188201008)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
ANGKATAN
18 A
UNIVERSITAS
PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118
Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan
biasanya disebut tindak tutur dan, dalam bahasa inggris secara umum
diberi label yang lebih khusus, misalnya permintaan maaf, keluhan, pujian,
undangan, janji atau permohonan. Istilah-istilah deskriptif untuk tindak
tutur yang berlainan digunakan untuk maksud komunikatif penutur dalam
menghasilkan tuturan. Jika tuturan yang sama dapat ditafsirkan sebagai dua
macam tindak tutur yang berbeda, maka jelaslah tidak satupun ‘tuturan yang
secara sederhana memungkinkan adanya hubungan tindakan. Ini juga berarti bahwa
terdapat lebih banyak yang ditemukan dalam penafsiran tindak tutur dari pada
makna yang terdapat dalam tuturan itu sendiri.
Tindak
Tutur
Tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu
tuturan akan mengandung 3 tindak yang saling berhubungan. Yang pertama adalah tindak
lokusi, adalah tindak dasar tutur atau menghasilkan suatu ungkapan
linguistik yang bermakna. Kita membentuk tuturan dengan beberapa fungsi di
dalam pikiran. Ini adalah dimenso kedua, atau tindak illokusi. Tindak
illokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Untuk membuat
suatu pernyataan, tawaran, penjelasan atau maksud-maksud komunikatif lainnya.
Ini juga dapat disebut sebagai penekanan ilokusi tuturan.
Tentu
kita tidak secara sederhana menciptakan tuturan yang memiliki fungsi tanpa memaksudkan
tuturan itu memiliki akibat. Inilah dimensi ketiga, tindak perlokusi.
Dengan bergantung pada keadaan, Anda akan menuturkan dengan asumsi bahwa
pendengar akan mengenali akibat yang Anda timbulkan. Biasanya juga dikenal
sebagai akibat perlokusi.
Diantara ketiga dimensi tersebut, yang paling banyak
dibahas adalah tekanan illokusi. Tekanan illokusi suatu tuturan adalah ‘apa
yang diperhitungkan tekanan itu’.
Alat
Penunjuk Tekanan Illokusi (APTI)
APTI ialah jenis
ungkapan yang dimana terdapat suatu celah untuk sebuah kata kerja yang secara
eksplisit menyebutkan tindakan illokusi yang sedang ditunjukkan. Kata ‘janji’
termasuk kata kerja informative, dan jika dinyatakan akan sangat jelas sebagai
APTI. Penutur biasanya tidak menunjukkan tindak tutur mereka secara eksplisit,
tetapi mereka kadang-kadang menjelaskan tindak tutur orang yang sedang
ditampilkan.
Kualitas suara yang rendah untuk memperingatkan atau
mengancam, mungkin digunakan untuk menunjukkan tekanan illokusi. Tuturannya
juga harus dihasilkan dalam kondisi konvensional tertentu untuk menentukan
tekanan illokusi yang dimaksud.
Kondisi
Felisitas
Ada harapan tertentu atau yang diharapkan secara
tenis disebut sebagai kondisi felisitas, karena tampilan suatu tindak
tutur diketahui seperti yang dimaksud. Tampilan itu menjadi tidak tepat
(tidak sesuai) jika penuturnya bukan orang dalam konteks yang khusus.
Dalam konteks sehari-hari di antara orang-orang
kebanyakan ada juga pra-kondisi pada tindak tutur. Ada kondisi umum pada
peserta, misalnya bahwa mereka dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan
mereka tidak sedang bermain peran atau sesuatu ha lain yang bukan-bukan.
Kondisi
persiapan untuk suatu janji secara signifikan berbeda dengan
kondisi persiapan dalam suatu peringatan. Kondisi ketulusan (sincerity
condition), untuk sebuah janji, bahwa penutur secara tulus bermaksud untuk
melaksanakan tindakan itudi masa mendatang sedangkan untuk suatu peringatan,
penutur secara tulus percaya bahwa peristiwa dimasa mendatang itu tidak
memiliki suatu akibat yang bermanfaat. Kondisi esensial, yang meliputi
kenyataan bahwa dengan tindakan ucapan janji itu, saya bermaksud menciptakan
suatu keharusan untuk melaksanakan tindakan yang dijanjikan. Kondisi
esensial menggabungkan suatu spesifikasi tentang apa yang harus ada dalam isi
tuturan, yaitu konteks, dan maksud penutur, agar tindak tutur khusus
ditampilkan secara tepat.
Hipotesa
Performatif
Satu cara untuk memikirkan tentang tindak tutur yang
sedang ditampilkan melalui tuturan ialah berasumsi bahwa setiap tuturan pokok
terdapat suatu klausa, mengandung kata kerja performatif (Vp) yang membuat
tekanan illokusi menjadi jelas. Itulah yang disebut dengan hipotesa
performatif dan format dasar dari klausa pokoknya.
Ada beberapa kerugian teknis pada hipotesa
performatif. Misalnya penurunan performatif eksplisit dalam bentuk/perintah.
Sulitlah mengetahui cara tepat kerja permormatif apa (atau kata kerja apa) yang
mungkin ada dalam beberapa tuturan.
Masalah praktis yang sebenarnya terkait dengan
analisis berdasarkan pengidentifikasian performatif eksplisit secara prinsip
ialah bahwa secara sederhana kita tidak tahu ada beberapa jumlah kata kerja
performatif dalam suatu bahasa. Daripada mencoba mendaftar seluruh kata kerja
performatif eksplisit yang mungkin ada, dan kemudian memilah-milahkannya,
ada beberapa klasifikasi jenis tindak tutur umum yang biasanya digunakan.
Kasifikasi
Tindak Tutur
Sistem klasifikasi umum terdiri 5 jenis fungsi umum
adalah tindak tutur, deklarasi, representatif, eksresif, direktif, dan komisif.
Deklarasi
adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Represitif
adalah tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau
bukan. Ekspresif adalah tintak tutur yang menyatakan sesuatu yang
dirasakan oleh penutur. Direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai
oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Komisif adalah
tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhdap
tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Tindak
Tutur Langsung dan Tidak Langsung
Apabila ada hubungan antara stuktur dengan fungsi,
maka terdapat suatu tindak tutr langsung. Dan apabila ada hubungan
tindak langsung antara stuktur dengan fungsi, maka terdapat suatu tindak
tutur tidak langsung Jadi bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat
suatu pernyataan disebut tindak tutur langsung, sedangkan bentuk deklaratif
yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak
langsung.
Tindak tutur tidak langsung biasanya diasosiasikan
dengan lebih sopan salam bahasa inggris dari pada tindak tutuur langsung.
Peristiwa
Tutur
Pernyataan persiapan adalah bahwa penutur berasumsi
bahwa pendengar itu mampi, atau DAPAT, menampilkan tindak itu. Peristiwa tutur
ialah suatu kegiatan di mana para peserta berintraksi dengan bahasa dalam
cara-cara konvensional untuk mencapai suatu hasil. Peristiwa ini mungkin
termasuk suatu tindak tutur sentral yang nyata, seperti ‘Sungguh saya tidak
menyukai ini’. Tetapi peristiwa ini juga termasuk tuturan-tuturan lain yang
mengarah padanya dan sesudah itu beraksi pada tindakan sentral tersebut.
Manfaat dari analisis tindak tutur ini adalah
menggambarkan jenis-jenis sesuatu yang dapat kita lakukan dengan kata-kata dan
pengidentiikasian beberapa bentukuturan konvensional yang kita gunakan untuk
menampilkan tindak khusus.
Daftar
Isi
Yule, George. 2014, Pragmatik. Yogyakarta : Celeban Timur UH III/548
No comments:
Post a Comment