Sunday, May 24, 2020

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI


BAB VIII
STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik

Semester 4

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
ANGKATAN 18 A
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118

Interaksi berhubungan dengan percakapan. Struktur percakapan ialah apa saja yang sudah kita asumsikan sebagai suatu yang sudah dikenal baik melalui diskusi kesopanan dan interaksi.
ANALISIS PERCAKAPAN
Pendekatan analitik yang paling banyak digunakan ialah berdasarkan pada suatu analogi dengan kinerja ekonomi pasar, bukan berdasarkan pada tarian (karena tidak ada musik) dan juga tidak berdasarkan pada lalu lintas (karena tidak ada rambu-rambu jalan). Di dalam pasar ini, terdapat komoditas yang langka yang disebut dengan kesempatan bicara ‘floor’ yang biasa didefinisikan sebagai hak untuk bicara. Dengan memiliki kontrol komoditas yang langkah ini pada saat tertentu dinamakan giliran. Pengambilan giliran adalah suatu bentuk aksi sosial, pengambilan giliran berjalan menurut sistem pengaturan setempat yang secara konvensional dikenal oleh anggota-anggota kelompok sosial.

JEDA, OVERLAPS, AND BACKCHANNEL
Pergantian yang halus dari satu penutur berikutnya tampaknya sangat dihargai. Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama di antara dua giliran atau dengan adanya ‘overlaps’ (yaitu; kedua penutur mencoba berbicara pada saat yang sama) dirasakan kaku. Jika dua  orang berusaha untuk bercakap-cakap dan tidak menemukan adanya alur/flow, atau ritme yang lembut  pada pergantiannya, ini  berarti bahwa lebih banyak pesan yang dipahami daripada dikatakan. Terdapat makna jarak, ketiadaan keakraban atau kemundahan, seperti dalam interaksi.
Jeda yang dangat pendek itu (ditandai dengan tanda penghubung) merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan sedangkan jeda yang panjang menjadi kesenyapan. Jika seorang penutur benar-benar memberikan giliran hak bicara kepada penutur lain dan ia tidak mau bicara, maka kesenyapan ini disebabkan oleh penutur kedua dan menjadi signifikan.Kesenyapan ini disebut kesenyapan yang disebabkan (‘attributable silence’).
Jika seorang penutur benar-benar memberikan giliran hal bicara kepada penutur lain dan ia tidak mau bicara, maka kesenyapan ini disebabkan oleh penurut kedua dan menjadi signifikan.
Dua baris terakhir menggambarkan 'overlap', yang secara konvesional ditandai dengan dua garis miring (//) pada awal pembicaraan 'overlap'. Pembicaraan 'overlap' muncul pada fungsi pemakian bahasa seperti pada ungkapan kesetiakawanan atau keakraban pada waktu mengungkapkan gagasan atau nilai-nilai kebersamaan. Pada saat overlap terjadi diartikan sebagai suatu interupsi dan penutur pertama sebenarnya harus memberikan komentar tentang prosedur (dengan suara yang lebih keras, ditunjukkan dengan huruf kapital dalam kalimat ('DAPATKAH SAYA MENYELESAIKAN?') dari pada berkomentar tentang topik pembicaraan.
Tanda-tanda TRP yang paling menyolok ialah akhir unit struktural (suatu frasa ata klausa) dan jeda. Cara lain untuk mempertahankan hak bicara menunjukkan bahwa ada struktur yang lebih besar terhadap giliran Anda dengan cara memulainya dengan menggunakan kenyataan atau opini. Ada beberapa cara yang berbeda untuk melakukan itu, termasuk di dalamnya anggukan kepala, senyuman, ekspresi wajah dan isyarat-isyarat lain, namun indikasi vokal yang paling umum disebut backchannel signals (penanda hubungan akhir) ataubsecara singkat hanya disebut backchannel signals.

GAYA BAHASA
Gaya bicara ini disebut gaya pelibatan tinggu. Gaya bicara ini secara substansial berbeda dengan gaya lainnya dimana penutur menggunakan rata-rata kecepatan yang lebih lambat,  mengharapkan jeda yang lebih lama di antara giliran bicara, tidak tumpah tidih, dan menghindari interupsi, tangga adanya pemaksaan ini disebut gaya solidaritas tinggi.

PAJANGAN AJASENSI
Banyak penutur kelihatannya mendapatkan cara untuk mengatasi kesibukan interaksi sosialnya sehari-hari. Mereka dibantu oleh fakta-fakta bahwa ada banyak pola yang hampir otomatis dalam struktur percakapan. Contoh yang jelas adalah ucapan salam dan ucapan selamat tinggal. Tataran urutan otomatis dinamakan pasangan ajasensi yang terdiri dari bagian pertama dan bagian kedua.
Tatapan urutan sisipan ialah pasangan ajasensi yang berada di antara pasangan ajasensi lain. Walaupun ungkapan yang dipakai merupakan tata-urutan tanya-jawab, bentuk-bentuk tindakan sosial lainnya juga terselesaikan dalam pola ini.
Penundaan penerimaan terjadi karena adanya tata-urutan sisipan, merupakan satu jenis petunjuk bahwa tidak semua bagian pertama harus menerima jenis bagian kedua yang mungkin diantisipasi oleh penutur. Penundaan menunjukkan jarak antara apa yang diharapkan dan pa yang tersedia.

STRUKTUR PREFERENSI
Pasangan ajasensi merupakan kegaduhan yang mengandung makna dalam tata urutan bicara. Menggambarkan tindakan sosial, dan tidak semua tindakan sosial itu sama ketika pasangan itu terjadi sebagai bagian kedua dari pasangan itu. Preferensi dipakai untuk menunjukkan pola struktural tertentu secara sosial dan tidak mengacu pada sikap seseorang atau keinginan emosi. Preferensi merupakan suatu pola yang tampak dalam percakapan dan bukan suatu kemauan pribadi. Struktur preferensi dibagi mendi dua yaitu tindakan sosial yang disukai dan tindakan sosial yang tidak disukai.
Kediaman sebagai jawaban merupakan suatu kasus yang ekstrim, nyaris mengakibatkan kesan ketiadaan partisipasi dalam struktur percakapan. Ungkapan penolakan dapat dilakukan tanpa mengatakan 'Tidak'.
Akibat besar yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak disukai ialah bahwa lebih banyak waktu dan bahasa yang digunakan jika dibandingkan dengan yang disukai. Dari sudut pandang perspektif pragmatik, pengungkapan bagian yang disukai (misalnya, jawaban terhadap suatu tawaran atau ajakan) dengan kelas menggambarkan keakraban dan hubungan yang cepat.

No comments:

Post a Comment