BAB VIII
STRUKTUR PERCAKAPAN DAN STRUKTUR REFERENSI
RESUME
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik
Semester
4
Dosen
Pengampuh
M.
Bayu Firmansyah, M.Pd
FAKULTAS
PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
ANGKATAN
18 A
UNIVERSITAS
PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki
Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118
Interaksi berhubungan dengan percakapan. Struktur
percakapan ialah apa saja yang sudah kita asumsikan sebagai suatu yang sudah
dikenal baik melalui diskusi kesopanan dan interaksi.
ANALISIS
PERCAKAPAN
Pendekatan analitik yang paling banyak digunakan
ialah berdasarkan pada suatu analogi dengan kinerja ekonomi pasar, bukan
berdasarkan pada tarian (karena tidak ada musik) dan juga tidak berdasarkan
pada lalu lintas (karena tidak ada rambu-rambu jalan). Di dalam pasar ini,
terdapat komoditas yang langka yang disebut dengan kesempatan bicara ‘floor’
yang biasa didefinisikan sebagai hak untuk bicara. Dengan memiliki kontrol
komoditas yang langkah ini pada saat tertentu dinamakan giliran.
Pengambilan giliran adalah suatu bentuk aksi sosial, pengambilan giliran
berjalan menurut sistem pengaturan setempat yang secara konvensional
dikenal oleh anggota-anggota kelompok sosial.
JEDA,
OVERLAPS, AND BACKCHANNEL
Pergantian yang halus dari satu penutur berikutnya
tampaknya sangat dihargai. Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama di
antara dua giliran atau dengan adanya ‘overlaps’ (yaitu; kedua penutur mencoba
berbicara pada saat yang sama) dirasakan kaku. Jika dua orang berusaha untuk bercakap-cakap dan tidak
menemukan adanya alur/flow, atau ritme yang lembut pada pergantiannya, ini berarti bahwa lebih banyak pesan yang
dipahami daripada dikatakan. Terdapat makna jarak, ketiadaan keakraban atau
kemundahan, seperti dalam interaksi.
Jeda yang dangat pendek itu (ditandai dengan tanda
penghubung) merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan sedangkan jeda
yang panjang menjadi kesenyapan. Jika seorang penutur benar-benar memberikan
giliran hak bicara kepada penutur lain dan ia tidak mau bicara, maka kesenyapan
ini disebabkan oleh penutur kedua dan menjadi signifikan.Kesenyapan ini
disebut kesenyapan yang disebabkan (‘attributable
silence’).
Jika seorang penutur benar-benar
memberikan giliran hal bicara kepada penutur lain dan ia tidak mau bicara, maka
kesenyapan ini disebabkan oleh penurut kedua dan menjadi signifikan.
Dua baris terakhir menggambarkan
'overlap', yang secara konvesional ditandai dengan dua garis miring (//) pada
awal pembicaraan 'overlap'. Pembicaraan 'overlap' muncul pada fungsi pemakian
bahasa seperti pada ungkapan kesetiakawanan atau keakraban pada waktu
mengungkapkan gagasan atau nilai-nilai kebersamaan. Pada saat overlap terjadi
diartikan sebagai suatu interupsi dan penutur pertama sebenarnya harus
memberikan komentar tentang prosedur (dengan suara yang lebih keras,
ditunjukkan dengan huruf kapital dalam kalimat ('DAPATKAH SAYA MENYELESAIKAN?')
dari pada berkomentar tentang topik pembicaraan.
Tanda-tanda TRP yang paling menyolok
ialah akhir unit struktural (suatu frasa ata klausa) dan jeda. Cara lain
untuk mempertahankan hak bicara menunjukkan bahwa ada struktur yang lebih besar
terhadap giliran Anda dengan cara memulainya dengan menggunakan kenyataan atau
opini. Ada beberapa cara yang berbeda untuk melakukan itu, termasuk di dalamnya
anggukan kepala, senyuman, ekspresi wajah dan isyarat-isyarat lain, namun
indikasi vokal yang paling umum disebut backchannel signals (penanda
hubungan akhir) ataubsecara singkat hanya disebut backchannel signals.
GAYA BAHASA
Gaya bicara ini disebut gaya
pelibatan tinggu. Gaya bicara ini secara substansial berbeda dengan gaya
lainnya dimana penutur menggunakan rata-rata kecepatan yang lebih lambat, mengharapkan jeda yang lebih lama di antara
giliran bicara, tidak tumpah tidih, dan menghindari interupsi, tangga adanya
pemaksaan ini disebut gaya solidaritas tinggi.
PAJANGAN AJASENSI
Banyak penutur kelihatannya mendapatkan
cara untuk mengatasi kesibukan interaksi sosialnya sehari-hari. Mereka dibantu
oleh fakta-fakta bahwa ada banyak pola yang hampir otomatis dalam struktur
percakapan. Contoh yang jelas adalah ucapan salam dan ucapan selamat tinggal.
Tataran urutan otomatis dinamakan pasangan ajasensi yang terdiri dari bagian
pertama dan bagian kedua.
Tatapan urutan sisipan ialah pasangan
ajasensi yang berada di antara pasangan ajasensi lain. Walaupun ungkapan yang
dipakai merupakan tata-urutan tanya-jawab, bentuk-bentuk tindakan sosial
lainnya juga terselesaikan dalam pola ini.
Penundaan penerimaan terjadi karena
adanya tata-urutan sisipan, merupakan satu jenis petunjuk bahwa tidak semua
bagian pertama harus menerima jenis bagian kedua yang mungkin diantisipasi oleh
penutur. Penundaan menunjukkan jarak antara apa yang diharapkan dan pa yang
tersedia.
STRUKTUR PREFERENSI
Pasangan ajasensi merupakan kegaduhan
yang mengandung makna dalam tata urutan bicara. Menggambarkan tindakan sosial,
dan tidak semua tindakan sosial itu sama ketika pasangan itu terjadi sebagai
bagian kedua dari pasangan itu. Preferensi dipakai untuk menunjukkan pola
struktural tertentu secara sosial dan tidak mengacu pada sikap seseorang atau
keinginan emosi. Preferensi merupakan suatu pola yang tampak dalam percakapan
dan bukan suatu kemauan pribadi. Struktur preferensi dibagi mendi dua yaitu tindakan
sosial yang disukai dan tindakan sosial yang tidak disukai.
Kediaman sebagai jawaban merupakan suatu
kasus yang ekstrim, nyaris mengakibatkan kesan ketiadaan partisipasi dalam
struktur percakapan. Ungkapan penolakan dapat dilakukan tanpa mengatakan
'Tidak'.
Akibat besar yang ditimbulkan oleh
sesuatu yang tidak disukai ialah bahwa lebih banyak waktu dan bahasa yang
digunakan jika dibandingkan dengan yang disukai. Dari sudut pandang perspektif
pragmatik, pengungkapan bagian yang disukai (misalnya, jawaban terhadap suatu
tawaran atau ajakan) dengan kelas menggambarkan keakraban dan hubungan yang
cepat.
No comments:
Post a Comment