Thursday, March 12, 2020

BATASAN DAN LATAR BELAKANG


BAB I
BATASAN DAN LATAR BELAKANG

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik

Semester 4

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
 
  

Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118

Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan tafsirkan oleh pendengar  (atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Pragmatik adalah studi tentang maksud penutur.
Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur mengatur apa yang ingin mereka katakan yang disesuaikan dengan orang yang mereka ajak bicara, dimana, kapan, dan dalam keadaan apa. Pragmatik adalah studi tentag kontekstual.
Betapa banyak sesuatu yang tidak dikatakan ternyata menjadi sesuatu yang disampaikan. Kita boleh mengatakan bahwa studi ini adalah studi pencarian makna yang tersamar. Pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan.
Pada asumsi tentang seberapa dekat atau jauh jarak pendengar, penutur menentukan sebarapa banyak kebutuhan yang dituturkan. Pragmatik adalah studi tentang ungkapan dari jarak jauh hubungan.

Sintak, Semantik, dan Pragmatik
Sintaksis adalah studi tentang hubungan atara bentuk-bentuk kebahasaan, bagaimana menyusun bentuk-bentuk kebahasaan itu dalam suatu tatanan (urutan) dan tatanan mana yang tersusun dengan baik. Semantik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dengan entitas di dunia; yaitu bagaimana hubungan kata-kata dengan sesuatu secara harfiah. Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakaian bentuk-bentuk itu. Diantara 3 bagian perbedaan ini hanya pragmatik sajalah yang memungkinkan orang ke dalam suatu analisis. Manfaat belajar dengan pragmatik adalah seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksud orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan yang mereka perlihatkan ketika mereka sedang berbicara. Kerugian yang besar adalah bahwa semua konsep manusia ini sulit dianalisis dalam suatu cara yang konsisiten dan objektif.

Keteraturan
Orang cenderung bertingkah laku dengan cara-cara yang teratur ketika harus menggunakan bahasa. Sebagian dari keteraturan ini berasal dari kenyataan bahwa manusia adalah anggota kelompok sosial dan mengikuti pola-pola tingkah laku umum yang diharapkan dalam kelompok itu.
Dalam penggunaan bahasa berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan orang-orang di dalam suatu masyarakat linguistik memiliki pengalaman-pengalaman dasar yang sama tentang dunia dan saling memberikan banyak pengetahuan non-linguistik.

Keranjang sampah pragmatik
Dalam jangka waktu panjang dalam studi bahasa, sudah ada keinginan kuat dalam sistem-sistem analisis yang formal, seringkali berasal dari matematika dan logika. Penekanannya ada pada penemuan beberapa prinsip abstrak yang bertumpu pada intisari bahasa itu juga.dengan menempatkan penemuan ciri-ciri bahasa yang abstrak, secara potensial universal, di atas tengah meja kerja mereka, para ahi bahasa cenderung untuk menyingkirkan catatan apa saja yang mereka temukan tentang pemakaian bahasa setiap hari ke tepian meja.
Meja-meja tempat para ahli bahasa dan filsafat bahasa bekerja dibaktikan untuk analisis struktur bahasa. Pertimbangkan kalimat ini :
The duck run up to Mary and licked her ( Itik itu mendekati Mary dan menyeruduknya).
Pendekatan sintaksis terhadap kalimat ini akan sesuai dengan aturan-aturan yang menentukan struktur yang benar dan meniadakan susunan yang tidak benar seperti “Itik Mary kepada mendekat”. Analisis sintaksis juga disyaratkan untuk menunjukkan bahwa ada elemen yang  hilang (dan_menyeruduknya) sebelu kata kerja ‘Menyeruduk’ dan untuk menerapkan aturan-aturan yang membolehkan celah kosong, atau menerima kata ganti ‘it (ini)’ dalam posisi itu. Akan tetapi, pekerjaan-pekerjaan tentang sintaksis itu sudah akan memikirkannya tidak relevan sama sekali jika Anda mencoba untuk mengatakan bahwa itik itu tidak akan melakukan hal yang demikian dan mungkin penutur bermaksud untuk mengatakan ‘anjing’. Dari pandangan sintaksis secara murnim, kalimat seperti ‘Botol kecap itu mendekati Mary’ sungguh tersusun sebaik kalimat pertama.

Daftar Pustaka
Yule, George. 2014, Pragmatik. Yogyakarta : Celeban Timur UH III/548

No comments:

Post a Comment