BAB III
PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PBI
RESUME
Diajukan untuk memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Semester 3
Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara
No. 27-29 Pasuruan 67118
A. KURIKULUM YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA
Kurikulum yang
ada di Indonesia dibuat berdasarkan kurikulum yang yang dibutuhkan oleh negara
Indonesia. Keterlambatan dalam perkembangan PBI disebabkan oleh beberapa
faktor, (a) pengertian jarak antara Indonesia dengan negara maju sangat jauh
sehingga perkembangan linguistik tidak cepat di Indonesia (b) kemampuan bahasa asing para pakar PBI kurang (c) keterlambatan dalam
pemahaman konsep linguistik (d) keterlambatan dalam mengimplementasikan teori
linguistik dalam PBI.
Kurikulum
pendidikan Indonesia disusun sentralisasi, dilakukan dengan berorientasi pada
tujuan. Kurikulum 1975 dievaluasi lalu secara nasional diganti dengan kurikulum
1984 yang berorientasi pokok bahasan. Tetapi perencanaan guru tetap disusun
seperti pada kurikulum 1975. Setelah kurikulum 1984, pemerintah mengganti kurikulum 1994, yang hanya cocok
untuk pembelajar yan cerdas karena cakupan materinya sangat luas. Dalam
kurikulum 1994 menekankan bahwa PBI juga menerapkan pendekatan komunikatif.
Kurikulum 1994 disempurnakan menjadi kurikulum 2004. Kurikulum 2004 diberi nama
KBK 2004. Saat KBK 2004 akan disosialisasikan ke sekolah-sekolah tiba-tiba
kurikulum tersebut dihentikan dan tidak ada tindak lanjutnya. Lalu, KBK 2004
diperbarui menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang
disahkan oleh Mendiknas.
KBK 2004 dan
KTSP 2006 memiliki perbedaan yang sangat kecil adalah pada “indikator
pencapaian hasil belajar”. KBK 2004 secara eksplisit mencantumkan indikator
pencapaian hasil belajar, sedangkan KTSP 2006 indikator pencapaian hasil
belajar harus dirumuskan oleh guru untuk menjabarkan kompetensi dasar (KD).
Ketika guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru tetap saja
menggunakan indikator yang pernah dipahami dalam KBK 2004. Pada tahun 2013
mulai diberlakukan kurikulum baru dan menggunakan pendekatan berbasis
kompetensi. PBI juga menggunakan pendekatan komunikatif .
B. PENDEKATAN LINGUISTIK TRADISIONAL DALAM PBI
Asumsi
linguitik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat disebut sebagai berikut : 1).
Studi bahasa didasarkan pada studi filsafat (2) Studi bahasa bertolak dari
bahasa tulis (3) Berbahasa harus benar sesuai dengan kaidah. Linguistik
tradisional mendeskripsikan ruang lingkup kajian bahasa : Fonologi, Morfologi,
Sintaksis, dan Semantik. Pembagian jenis kata secara tradisional meliputi : Kata benda, Kata kerja, Kata
sifat/ keadaan, Kata bilangan, Kata ganti, Kata keterangan, Kata seru, Kata
sandangan, Kata penghubung, dan Kata depan.
Beberapa jenis
lata didefinisikan secara Nasional
adalah definisi yang didasarkan atas arti suatu kata, contoh : Kata benda, Kata
kerja, Kata ganti, Kata bilangan, Kata seru. Didefinisikan secara Rasional adalah definisi yang
mneyatakan bahwa pengertian suatu kata didasarkan hubungannya dengan kata lain,
contoh : Kata sifat, Kata keterangan, Kata sambung, Kata depan dan Kata
sandang. Linguistik tradisional memiliki kontribusi besar dalam ruang lingkup
sintaksis. Sintaksis memiliki cakupan pembahasan berupa frasa, klosa, dan
kalimat.
Setiap
pembelajaran harus memahami penjelasan
mengenai unsur-unsur kalimat. Berdasarkan predikatnya, kalimat dibagi menjadi 2
yaitu Kalimat verba adalah kata
kerja dan kebetulan menduduki sebagai predikat. Kalimat nomina adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.
C. PENDEKATAN LINGUISTIK STRUKTURAL
Deskripsi bahasa
dipandang lebih oleh linguistis karena bertolak pada bahasa sendiri. Berbeda dengan
linguistik tradisional yang mengidentifikasi bahasa berdasarkan ilmu filsafat
sehingga identifikasinya bersifat normatif dan filosofis. Bahasa primer adalah
bahasa lisan dan bahasa tulis hanyalah tiruan dari bahasa lisan yang tak sempurna.
Bahasa tulis hanya mampu menggambarkan unsur segmental, sedangkan bahasa lisan
menggambarkan unsur suprasegmental.
Identifikasi bahasa
berdasarkan linguistik struktural yang dianggap sebagai hasil penting dari
linguistik struktural adalah teori dikotomi
bahasa. Studi sinkronis adalah
kajian bahasa pada kesatuan waktu yang sama dalam pemakaian bahasa yang
berbeda-beda. Studi diakronis adalah
studi bahasa dalam kurun waktu yang berbeda. Teori dikotomi bahasa yang
dikemukakan oleh kaum struktural, memberi konstribusi pemikiran secara ilmiah. Penyusunan
kurikulum 1975 ditata dengan urutan sebagai berikut : Pokok bahasaan fonologi,
Pokok bahasan morfologi, Pokok bahasan sintaksis, Pokok bahasan
kosakata/leksikon.
D. PENDEKATAN PBI SECARA KOMUNIKATIF
Kajian bahasa
secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik. Linguistik mengkaji
secara internal, sedangkan pragmatik mengkaji bahasa dari eksternal. Sikap bijak
guru bahasa dalam masalah seperti ini adalah memanfaatkan segala teori yang
memungkinkan pembelajaran mampu belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang
memuaskan. Sebagai guru, kita harus mengetahui ko-teks ataupun konteks dalam
suatu kaliamat. Ko-keks berbeda dengan konteks. Konteks adalah teks lain, atau situasi yang berada di luar teks. Dalam
PBI di sekolah yang perlu diajarkan bukanlah pragmatik, melainkan ko-teks dan
konteks yang berada di pragmatik.
F. PERMASALAHAN KURIKULUM DAN PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PBI
Pendekatan linguistik di Indonesia belum pernah ada yang
berakhir dengan sempurna. Semua berakhir dengan kritik negatif dan tidak ada
yang memberikan penilaian positif. Bisa dilihat dimulai dari kurikulum sebelum
1968 – kurikulum 2013. Semua memiliki kritik negatif yang banyak, dan kurang penilaian
positif.
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori
Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar
No comments:
Post a Comment