Tuesday, September 24, 2019

PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PBI


BAB III
PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PBI

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Semester 3

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd

  
Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118


A. KURIKULUM YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA
Kurikulum yang ada di Indonesia dibuat berdasarkan kurikulum yang yang dibutuhkan oleh negara Indonesia. Keterlambatan dalam perkembangan PBI disebabkan oleh beberapa faktor, (a) pengertian jarak antara Indonesia dengan negara maju sangat jauh sehingga perkembangan linguistik tidak cepat di Indonesia (b) kemampuan  bahasa asing para  pakar PBI kurang (c) keterlambatan dalam pemahaman konsep linguistik (d) keterlambatan dalam mengimplementasikan teori linguistik dalam PBI.

Kurikulum pendidikan Indonesia disusun sentralisasi, dilakukan dengan berorientasi pada tujuan. Kurikulum 1975 dievaluasi lalu secara nasional diganti dengan kurikulum 1984 yang berorientasi pokok bahasan. Tetapi perencanaan guru tetap disusun seperti pada kurikulum 1975. Setelah kurikulum 1984, pemerintah  mengganti kurikulum 1994, yang hanya cocok untuk pembelajar yan cerdas karena cakupan materinya sangat luas. Dalam kurikulum 1994 menekankan bahwa PBI juga menerapkan pendekatan komunikatif. Kurikulum 1994 disempurnakan menjadi kurikulum 2004. Kurikulum 2004 diberi nama KBK 2004. Saat KBK 2004 akan disosialisasikan ke sekolah-sekolah tiba-tiba kurikulum tersebut dihentikan dan tidak ada tindak lanjutnya. Lalu, KBK 2004 diperbarui menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang disahkan oleh Mendiknas.

KBK 2004 dan KTSP 2006 memiliki perbedaan yang sangat kecil adalah pada “indikator pencapaian hasil belajar”. KBK 2004 secara eksplisit mencantumkan indikator pencapaian hasil belajar, sedangkan KTSP 2006 indikator pencapaian hasil belajar harus dirumuskan oleh guru untuk menjabarkan kompetensi dasar (KD). Ketika guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru tetap saja menggunakan indikator yang pernah dipahami dalam KBK 2004. Pada tahun 2013 mulai diberlakukan kurikulum baru dan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi. PBI juga menggunakan pendekatan komunikatif .

B. PENDEKATAN LINGUISTIK TRADISIONAL DALAM PBI
Asumsi linguitik tradisional dalam mengkaji bahasa dapat disebut sebagai berikut : 1). Studi bahasa didasarkan pada studi filsafat (2) Studi bahasa bertolak dari bahasa tulis (3) Berbahasa harus benar sesuai dengan kaidah. Linguistik tradisional mendeskripsikan ruang lingkup kajian bahasa : Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik. Pembagian jenis kata secara tradisional meliputi : Kata benda, Kata kerja, Kata sifat/ keadaan, Kata bilangan, Kata ganti, Kata keterangan, Kata seru, Kata sandangan, Kata penghubung, dan Kata depan.

Beberapa jenis lata didefinisikan secara Nasional adalah definisi yang didasarkan atas arti suatu kata, contoh : Kata benda, Kata kerja, Kata ganti, Kata bilangan, Kata seru. Didefinisikan secara Rasional adalah definisi yang mneyatakan bahwa pengertian suatu kata didasarkan hubungannya dengan kata lain, contoh : Kata sifat, Kata keterangan, Kata sambung, Kata depan dan Kata sandang. Linguistik tradisional memiliki kontribusi besar dalam ruang lingkup sintaksis. Sintaksis memiliki cakupan pembahasan berupa frasa, klosa, dan kalimat.

Setiap pembelajaran harus memahami  penjelasan mengenai unsur-unsur kalimat. Berdasarkan predikatnya, kalimat dibagi menjadi 2 yaitu Kalimat verba adalah kata kerja dan kebetulan menduduki sebagai predikat. Kalimat nomina adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja.

C. PENDEKATAN LINGUISTIK STRUKTURAL
Deskripsi bahasa dipandang lebih oleh linguistis karena bertolak pada bahasa sendiri. Berbeda dengan linguistik tradisional yang mengidentifikasi bahasa berdasarkan ilmu filsafat sehingga identifikasinya bersifat normatif dan filosofis. Bahasa primer adalah bahasa lisan dan bahasa tulis hanyalah tiruan dari bahasa lisan yang tak sempurna. Bahasa tulis hanya mampu menggambarkan unsur segmental, sedangkan bahasa lisan menggambarkan unsur suprasegmental.

Identifikasi bahasa berdasarkan linguistik struktural yang dianggap sebagai hasil penting dari linguistik struktural adalah teori dikotomi bahasa. Studi sinkronis adalah kajian bahasa pada kesatuan waktu yang sama dalam pemakaian bahasa yang berbeda-beda. Studi diakronis adalah studi bahasa dalam kurun waktu yang berbeda. Teori dikotomi bahasa yang dikemukakan oleh kaum struktural, memberi konstribusi pemikiran secara ilmiah. Penyusunan kurikulum 1975 ditata dengan urutan sebagai berikut : Pokok bahasaan fonologi, Pokok bahasan morfologi, Pokok bahasan sintaksis, Pokok bahasan kosakata/leksikon.

D. PENDEKATAN PBI SECARA KOMUNIKATIF
Kajian bahasa secara pragmatik merupakan bagian dari kajian linguistik. Linguistik mengkaji secara internal, sedangkan pragmatik mengkaji bahasa dari eksternal. Sikap bijak guru bahasa dalam masalah seperti ini adalah memanfaatkan segala teori yang memungkinkan pembelajaran mampu belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Sebagai guru, kita harus mengetahui ko-teks ataupun konteks dalam suatu kaliamat. Ko-keks berbeda dengan konteks. Konteks adalah teks lain, atau situasi yang berada di luar teks. Dalam PBI di sekolah yang perlu diajarkan bukanlah pragmatik, melainkan ko-teks dan konteks yang berada di pragmatik.

F. PERMASALAHAN KURIKULUM DAN PENDEKATAN LINGUISTIK DALAM PBI
Pendekatan linguistik di Indonesia belum pernah ada yang berakhir dengan sempurna. Semua berakhir dengan kritik negatif dan tidak ada yang memberikan penilaian positif. Bisa dilihat dimulai dari kurikulum sebelum 1968 – kurikulum 2013. Semua memiliki kritik negatif yang banyak, dan kurang penilaian positif.

DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Thursday, September 19, 2019

PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM BELAJAR BAHASA


BAB II
PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM BELAJAR BAHASA

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Semester 3

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd

  
Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118


A. PENGERTIAN PENDEKATAN PSIKOLOGI
Menurut Anythony, 1985:  199; Richards,1986: 14. Pendekatan merupakan latar belakang filosofis mengenai pokok bahasan yang hendak diajarkan.
Belajar bahasa adalah proses bahasa, baik pada bahasa pertama dan bahasa kedua. Penguasaan bahasa ini meliputi penguasaan secara alamiah (acquisition) maupun secara formal (learning) (Krashen, 1981: 40)

B. PENDEKATAN BEHAVIORISME
Ivan Pavlov melakukan eksperimen terhadap anjing untuk pandangan tentang belajar. Seekor anjing dikurung selama berhari-hari lalu diperdengarkan bunyi bel. Saat bel itu berbunyi, Ivan menaburkan bubuk daging kepada anjing tersebut, anjing itu membuka mulut dan mengeluarkan air liur. Cara ini dilakukan berkali-kali, dan akhirnya Ivan memutuskan untuk tetap membunyikan bel dan tidak memberikan bubuk daging kapada anjing tersebut. Tetapi setiap mendengarkan bel, anjing itu teap mengeluarkan air liur meskipun tidak diberi makan. Hal ini anjing dapat belajar dari kebiasaan.

Tidak kepada anjing saja, tetapi cara ini juga dilakukan terhadap manusia, yaitu :
a. Belajar adalah proses membentuk asosiasi antara stimus dan respon secara reflektif.
b. Proses belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus bersyarat.
c. Prinsip belajar pada dasarnya merupakan untaian stimulus respons.
d. Pavlov menyangkal adanya kemampuan bawaan.
e. Setiap pembelajaran memerlukan clasical conditioning.

Eksperimen Pavlov kemudian dikembangkan oleh pengikutnya yaitu B.F. Skinner (1993) dan hasilnya dipublikasikan dengan judul Behavior of Organism. Skinner menyangkal adanya kemampuan bawaan dan meyakini bahwa belajar perlu clasical conditioning dan operan conditioning. Skinner juga menyimpulkan, stimulus yang diberikan pada pembelajaran (terciptanya situasi kelas yang kondusif) akan  menghasilkan respons tertentu. Respon tersebut akan menjadi stimulus baru dan akan menghasilkan respon baru yang lain.

Perbedaan dari penemuan Pavlov dan Skinner adalah Skinner menambahkan nosi reinforcement (penguatan) dan pengajaran terprogram (rote learning).
Belajar bahasa berlangsung melalui 5 tahapan : trial and error, mengingat-ingat, menirukan, mengasosiasikan, dan menganalogi.
Dalam eksperimen Pavlov dan Skinner dapat disimpulkan :
a. Pembelajaran bahasa dapat diamati berdasarkan tingkah laku bahasanya.
b. Pembelajaran bahasa berdasarkan langkah-langkah eksperimennya dilakukan secara ilmiah.
c. Pembelajaran bahasa dilakukan secara terprogram dan bertahap, dan memberikan arti penting pada nosi penguatan baik berupa ganjaran maupun hukuman.

C. PENDEKATAN KOGNITIVISME
Menurut kaum kognitivis yang dikemukakan oleh David Ausubel (1965) yaitu belajar adalah proses penuh makna dalam memperlautkan kejadian atau bahan (informasi) baru dengan konsep dan proporsi-proporsi yang sudah ada dalam kognis anak.

Berdasarkan pandangan kaum kognitiv, kaum behavioris ditentang keras oleh kaum mentalis yang mendasarkan pandangannya pada psikologi kognitif. Kaum mentalis yang bertumpu pada psikologi kognitif didukung oleh MacNamara (1973) menyatakan bahwa anak memiliki untuk belajar bahasa serta kepala manusia terdapat semacam lumbung leksikon.

Krashen (1977; 1982) proses pembelajaran bahasa berdasarkan pandangan kognitif mengemukakan beberapa hipotensi : Hipotensi pertama, hipotensi pemerolehan dan pembelajar bahasa. Hipotensi kedua, hipotensi monitor. Hipotensi ketiga, hipotensi urutan alamiah. Hipotensi keempat, hipotensi input. Hipotensi kelima, hipotensi saringan afektif.

D. PENDEKATAN HUMANISME
Pandangan humanistik dikembangkan oleh Carl Rogers (1951), yaitu : Pandangan ini lebih memiliki fokus afektif, Rogers mengkaji manusia sebagai makhluk yang utuh (makhluk kognitif dan emosional), guru adalah orang yang tau segalanya, guru harus tampil dengan jujur dan bersedia untuk bersikap terbuka bahwa guru itu tidak mengetahui segalanya, dll. Paul Fraire (1970). Dalam pembelajaran, siswa boleh bekerjasama dengan gurunya. Dan pendidikan dilakukan hingga benar-benar siswa melakukan belajar mandiri.

E. PANDANGAN KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme dianggap sebagai perkembangan lebih lanjut dari pandangan psikologi kognitif Piaget maupun Vygotsky (Sukman, 2008). Penerapan dalam belajar, beberapa pandangan kaum konstruktivis, yaitu : belajar merupakan proses aktif dalam mengkonstruksi makna, belajar bukan sekedar hubungan stimulus-respons, belajar lebih menekankan pada proses, dll.

F. IMPLIKASIKAN DALAM PEMBELAJARAN BI
Bloomfield (1985) mengemukakan bahwa pelajaran bahasa yang benar harus berhasil membentuk kebiasaan berbahasa yang secara asosiatif dilakukan secara lisan. Sebagi bukti keberhasilan, Bloomflied secara bangga memberikan contoh umum bahwa di Eropa pengajaran bahasa berhasil karena disana ada kesesuaian anatar metode mengajar dengan proses fundamental belajar bahasa. Kesalahan yang dianggap paling fatal oleh Bloomfield adalah pembelajaran bahasa dipandang sebagai penyampaian fakta bahasa dan diajarkan secara terpisah.

Jika ingin memutakhirkan proses belajar bahasa Indonesia di sekolah seharusnya kita tidak perlu terbawa arus dan ikut terjun ke  kancah perdebatan , tetapi akan lebih menguntungkan apabila dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih menekankan pada terjaganya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing pendekatan.

Peran motivasi, konteks sosial , karakteristik individu sangat menentukan tigkat pemahaman bagi siswa/siswi.


DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar


Thursday, September 12, 2019

KONDISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


BAB I
KONDISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia

Semester 3

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd

Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ANGKATAN 18 A
STKIP–STIT PGRI PASURUAN
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118


A. PERKEMBANGAN PBI
Pada tahun 2007, PBI pernah di pinggirkan di RSBI dan SBI karena mereka menggunakan bahasa lingual atau menggunakna dua bahasa. Sejak 8 Januari 2013 Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan RSBI dan SBI. Apabila program itu dilanjutkan dan tidak dibatalkan, kedudukan PBI disekolah-sekolah lama akan tinggalkan atau pun dilupakan. Karena hanya demi alasan Internasionalisasi. 

BDAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PEMBELAJARAN BI
Peradaban manusia saat ini memasuki peradaban gelombang tiga, yaitu beradaban informasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Alvin Toffler, 1998). Pada gelombang ketiga, siapa yang menguasai teknologi komunikasi, merekalah yang dapat "menguasai dunia". Trilogi peradaban gelombang tiga adalah kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan trasnportasi. Dalam menghadapi era globalisasi, kita harus berfikir futuratif, jernih dan mengambil sikap arif agar dapat memilih alternatif kehidupan yang tepat.

John Naisbitt menyatakan bahawa era global justru akan timbul paradoks. dalam bidang ekonomi, "semakin besar dan semakin terbuka ekonomi dunia, justru dominasi ekonomi akan dipegang oleh perusahaan kecil dan menengah. Hal ini - bagi bangsa Indonesia - mestinya belum begitu lupa ketika terjadi krisis tahun 1997/1998 yang mampu bertahan pada saat itu justru kekuatan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada modal kecil tetapi mandiri (John Naisbitt, Mega Trends 200 Global Paradox (1994). 

C. PERMASALAHAN BI DAN PEMBELAJARANNYA
a. Permasalahan BI
BI mengalami hambatan pada saat pertumbuhan dan perkembangannya. Belanda melarang untuk menggunakan BI untuk pendidikan. Kondisi yang seperti itu, membuat pemikiran masyarakat bahawa jika ingin mempunyai status sosial yang tinggi harus menguasi bahasa Belanda. Pada saat kedatangan "saudara tua" Jepang melarang menggunakan bahasa Belanda, melainkankan diharuskan menggunakan Bahasa Indonesia.  Jepang sebagai penjajah baru, lalau Jepang didesak oleh pemuda - pemuda Indonesia, agar orang Indonesia dipaksa menggunkana Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia menjadi populer dan mulai diperhatikan oleh masyarakat.

BI sudah berkembang menjadi bahasa besar sejajar dengan bahasa-bahasa yang lain. Dapat dilihat dari, Perkembangan aspek internal, BI sudah memiliki sistem dan kaidah yang sangat bagus. BI telah memiliki pedoman ejaan yang disempurnakan, tata bahasa baku, kamus besar BI, pedoman pembentukan istilah. Yang belum berhasil dilakukan adalah kaidah pelafalan kata. Perkembangan aspek eksternal, BI mampu mengakomodasi kata, istilah, idiom, dari bahasa lain (baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing) untuk mengembangkan dirinya secar luas. Pada masa Orde Baru, BI pernah disulkan menjadi salah satu bahasa resmi PBB.

Pasang surutnya ketertarikan bangsa lain untuk menggunakan bahasa Indonesia:
1) Masalah Politik
Akibatnya hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa lain terganggu, misalnya hubungan Indonesia dan Australia mengalami pasang surut. Sehingga bangsa Australia tidak datang ke Indonesia untuk memperlajari maupun kebudayaan Indonesia.
2)  Masalah Ekonomi
Saat ekonomi Indonesia membaik, banyak dari bangsa lain untuk kerjasama dengan Indonesia. Saat ekonomi Indonesia merosot, bangsa lain akan berpikir ulang "Untuk apa beljaar BI?". Akibat yang paling buruk adalah lembaga pembelajaran BI di negara lain ditutup, karena tidak ada lagi yang minat untuk belajar BI.
3).Masalah Keamanan
Banyak teroris yang datang ke Indonesia dan dapat mengancam keselamatan negara lain (khususnya Australia, Amerika, Inggris, Prancis, atau bangsa Barat lain) mengakibatkan munculnya larangan bangsa lain terhadap warga negaranya untuk datang ke Indonesia.
4). Masalah Kebudayaan
Pelestarian budaya dan bahasa daerah yang tak tidak dirawat secara serius.

b. Permasalahan PBI
1). Siapa yang belajar BI?
Pembelajaran BI menyangkut dua pihak, yaitu warga negara Indonesia dan warga negara asing.
2). Bagaimana mengajarkan BI?
a). Masalah Pendekatan Pembelajaran BI
Ada dua pendekatan yaitu pendekatan psikologis yaitu hal yag dilakukan guru untuk mendekati atau ingin mengetahui karakter dari setiap siswa. Pendekatan linguistis yaitu lebih kearah pendekatan komunikatif.
b). Masalah Materi Pembelajaran
Materi bahasa seperti apakah yang perlu diajarkan kepada pembelajar? Sesuai dengan pendekatan komunikatif yang digunakan, materi yang digunakan, materi yang harus diajarkan adalah materi berkomunikasi dengan memperhatikan kaidah pemakaian bahasa.
c). Masalah Metode Pembelajaran BI
Pembelajaran diberi kesempatan seluas-luasnya agar dapat berkreasi dalam belajar.
d). Masalah Media Pembelajaran BI
Multimedia belum mampu dijangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Bagi wilayah yang belum memiliki fasilitas cukup, guru hendaknya tetap berusaha merancang dan memproduksi media pembelajaran BI sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Pranowo. 2015, Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Belajar