Friday, April 3, 2020

PRAANGGAPAN DAN ENTAILMEN


BAB IV
PRAANGGAPAN DAN ENTAILMEN

RESUME
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik

Semester 4

Dosen Pengampuh
M. Bayu Firmansyah, M.Pd



                     Disusun Oleh :
Alfa Julia (18188201008)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
ANGKATAN 18 A
UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118

Preposisi dan keberadaan entailmen dianggap jauh lebih memusat terhadap pragmatik di waktu lampau daripada di waktu sekarang. Presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang memiliki presupposisi adalah penutur, bukan kalimat. Entailmen adalah sesuatu yang secara logis ada atau mengikuti apa yang ditegaskan di dalam tuturan. Yang memiliki entailmen adalah kalimat, bukan penutur.
PRESUPPOSISI / PRAANGGAPAN
Dalam analisis tentang bagaimana asumsi-asumsi penutur diungkapkan secara khusus, presupposisi sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur.

JENIS-JENIS PRESUPPOSISI
Kita akan menganggap bentuk-bentuk linguistik ini sebagai petunjuk-petunjuk presupposisi potensial, yang hanya akan menjadi presupposisi yang sebenarnya dalam konteks dengan penutur.
Ada sejumlah bentuk lain yang mungkin paling baik dianggap sebagai sumber presupposisi leksikal. Pada umumnya, dalam presupposisi leksikal, pemakaian suatu bentuk dengan makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirakan dengan presupposisi bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami.
Di dalam kasus preupposisi leksikal, pemakaian ungkapan khusus oleh penutur diambil unruk mempraanggapkan sebuah konsep lain (tidak dinyatakan), sedangkan pada kasus presupposisi faktif, pemakaian ungkapan khusus diambil untuk mempra-anggapkan kebenaran informasi yang dinyatakan setelah itu.
Di samping presupposisi yang diasosiasikan dengan pemakaian kata-kata dan frasa-frasa tertentu, ada pula presupposisi struktural. Dalam hal ini, struktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai presupposisi secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya.
Presupposisi yang didasarkan sevara struktur yang sedemikian boleh jadi mewakili cara-cara yang halus untuk membuat informasi yang diyakini penutur muncul menjadi apa yang diyakini oleh pendengar.
Presupposisi non-aktif adalah suatu presupposisi yang diasumsikan tidak benar. Kata-kata kerja seperti ‘bermimpi’, ‘membayangkan’, dan ‘berpuran-pura’. Counter-factual presupposisi yang berarti bahwa apa yang dipra-anggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi merupakan kebalikan dari benar, tetapi merupakan kebalikan dari benar, atau bertolak belakang dengan kenyataan.
Keberadaan presupposisi non-aktif merupakan bagian masal yang menarik dalam analisis tuturan yang memiliki struktur kompleks untuk ditelaah pada bgaian mendatang, biasanya ditunjukkan sebagai ‘masalah proyeksi’

MASALAH PROYEKSI
Ada suatu harapan dasar bahwa presupposisi kalimat sederhana akan berlangsung benar apabila kalimat sederhana itu menjadi bagian dari kalimat yang lebih kompleks. Ini salah satu versi gagasan umum bahwa arti dari keseluruhan kalimat itu merupakan gabungan dari arti bagian-bagian kalimat itu, akan tetapi, arti dari sebagian presupposisi tidak mampu menjadi arti dari beberapa kalimat kompleks. Hal ini dikenal sebagai masalah proyeksi.
Sebagai bukti presupposisi-presupposisi itu tidak ‘memproyeksikan’ presupposisi-presupposisi itu dirusak oleh entailmen. Ingat bahwa eantailmen ialah sesuatu yang mesti mengikuti apa yang dinyatakan. Pengaruh entailmen juga dapat dipakai untuk meniadakan presupposisi yang ada.

ENTAILMEN TERSUSUN
Entailmen itu sebenarnya bukan konsep pragmatik, tetapi malah dianggap sebagai suatu konsep logis yang murni, yang disimbolkan dengan | |-. Penutur berkomunikasi sevara khusus dengan cara penekanan, dimana entailmen diasumsikan sebagai bagian terdepan, atau lebih penting untuk menginterpretasikan makna yang dimaksudkan dari pada makna lainnya.
Salah satu fungsi penekanan dalam bahasa inggris dalam pendekatan ini ialah secara jelas terkait dengan penandaan asumsi utama penutur dalam menghasilkan tuturan. Dengan begitu, tekanan ini membiarkan penutur untuk menilai pendengar apa fokus pesan itu, dan apa yang sedang diasumsikan. Tuturan itu merupakan sebuah tuturan yang menyampaikan sesuatu yang lebih banyak dari pada yang dikatakan.

DAFTAR PUSTAKA
Yule, George. 2014, Pragmatik. Yogyakarta : Celeban Timur UH III/548

No comments:

Post a Comment