BAB V
KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR
RESUME
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pragmatik
Semester
4
Dosen
Pengampuh
M.
Bayu Firmansyah, M.Pd
Disusun
Oleh :
Alfa
Julia (18188201008)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
ANGKATAN
18 A
UNIVERSITAS
PGRI WIRANEGARA
Jl. Ki
Hajar Dewantara No. 27-29 Pasuruan 67118
Penutur dan
pendengar yang terlibat dalam percakapan umumnya salaing bekerja sama.
Misalnya, untuk keberhasilan suatu referensi, diharapkan kerja sama menjadi
faktor utama. Maksud bentuk kerja sama disini adalah kerja sama yang sederhana
di mana orang-orang yang sedang berbicara umumnya tidak diasumsikan untuk
berusaha membingungkan, mempermainkan, atau menyembunyikan informasi yang
relevan satu sama lain.
Ungkapan-ungkapan
lain sepertinya tidak berujung yaitu ‘bisnis ya bisnis’ atau ‘anak laki-laki ya
tetap anak laki-laki’ tersebut Tautologi
(Pengulangan kata tanpa menambah kejelasan). Jika ungkapan-ungkapan itu dipakai
dalam percakapan, dengan jelas penutur bermaksud untuk menyampaikan informasi
yang lebih banyak dari pada yang dikatakan. Makna ini merupakan makna tambahan
yang disampaikan, yang disebut dengan implikatur.
Implikatur adalah contoh utama dari banyaknya informasi yang disampaikan dari
pada yang dikatakan. Supaya implikatur-implikatur tersebut dapat ditafsirkan
maka beberapa prinsip kerja sama dasar harus lebih dini diasumsikan dalam
pelaksanannya.
PRINSIP KERJA SAMA
Konsep tentang
adanya sejumlah informasi yang diharapkan terdapat dalam suatu percakapan hanya
merupakan salah satu aspek gagasan yang lebih umum bahwa orang-orang yang
terlibat dalam suatu percakapan akan bekerja sama satu sama lain. Pada banyak
kesempatan, asumsi kerja sama itu begitu meresap sehingga asumsi kerjasama
dapat dinyatakan sebagai suatu prinsip
kerja sama percakapan dan dapat dirinci ke dalam empat sub-prinsip, yang
disebut dengan maksim.
Penting bagi kita untuk mengetahui maksim-maksim sebagai
asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan dalam suatu percakapan. Kita berasumsi bahwa biasanya orang akan membersihkan
sejumlah informasi yang tepat, kita berasumsi bahwa mereka mengatakan informasi
yang benar, yang relevan, dan mencoba menjadikannya sejelas mungkin. Karena
psinsip-prinsip ini disumsikan dalam
interaksi normal, maka penutur jarang menyebutkan mereka. Akan tetapi ada
beberapa jenis ungkapan tertentu yang dipakai oleh penutur untuk menandai bahwa
ungkapan-ungkapan itu berbahaya bila tidak sepenuhnya mengikuti prinsip-prinsip
itu. Jenis ungkapan-ungkapan ini disebut pembatas.
PEMBATAS
Yang penting
dalam maksim kualitas untuk interaksi kerja sama dalam bahasa inggris mungkin
paling baik diukur dengan sejumlah ungkapan-ungkapan yang kita gunakan untuk
menunjukkan bahwa apapun yang sedang kita katakan mungkin tidak sepenuhnya
tepat. Catatan yang hati-hati, atau pembatas,
dari tipe ini juga dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa penutur sadar
tentang maksim kuantitas, seperti
dalam frasa-frasa pembuka.
Pembatas
merupakan petunjuk yang bagus bahwa penutur tidak hanya sadar tentang
maksim-maksim, tetapi mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mencoba untuk
meneliti maksim-maksim itu.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN
Asumsi dasar percakapan adalah jikalau tidak ditunjukkan sebaliknya, bahwa
peserta-pesertanya mengikuti prinsip kerja sama dan maksim-maksim. Penting
dicatat bahwa penutur yang menyampaikan makna lewat implikatur dan pendengarlah
yang mengenali makna-makna yang disampaikan lewat inferensi. Kesimpulan yang
sudah dipilih ialah kesimpulan yang mempertahankan asumsi kerja sama.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN UMUM
Sejumlah
implikaatur percakapan umum yang lain secara umum disampaikan didasarkan pada
suatu skala nilai dan oleh karenanya dikenal sebagai implikatur berskala.
\
IMPLIKATUR BERSKALA
Informasi
tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu
nilai dari suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas dalam
istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas.Dasar implikatur berskala ialah bahwa semua bentuk negatif dari skala yang lebih tinggi dilibatkan
apabila bentuk apapun dalam skala itu dinyataka. Dengan adanya batasan
implikatur berskala, konsekuensinya adalah, dalam mengatakan ‘sebagian dari
mata pelajaran yang dipersyaratkan’, penutur juga menciptakan implikatur lain
(misal; + > tidak sebagain besar, + > tidak banyak). Apabila penutur
melanjutkan untuk menjelaskan mata pelajaran linguistik itu maka kita akan
mengetahui lebih banyak implikatur berskala lagi.
Banyak
implikatur berskala yang dihasilkan dengan menggunakan ungkapn-ungkapan yang
mungkin tidak kita pikirkan dengan cepat sebagai bagian dari suatu skala. Salah
satu ciri yang terlihat pada implikatur berskala ialah apabila penutur
mengoreksi diri tentang beberapa rincian, seperti membatalkan salah satu dari
implikatur berskala.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN KHUSUS
Seluruh
implikatur telah diperhitungkan tanpa adanya pengetahuan khusus terhdap konteks tertentu.Akan tetapi,
sering kali percakapan kita terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana
kita kita mengasumsikan informasi yang sedemikian dipersyaratkan untuk
menentukan maksud yang disampaikan menghasilkan implikatur percakapan khusus.
SIFAT-SIFAT IMPLIKATUR PERCAKAPAN
Seluruh
implikatur yang kita pikirkan sudah ditempatkan dalam percakapan dengan
inferensi-inferensi yang dibuat oleh orang-orang yang mendengar tuturan-tuturan
itu dan berusaha untuk mempertahankan asumsi interaksi kerja sama. Karena
implikatur ini merupakan bagian dari informasi
yang disampaikan dan tidak dikatakan, penutur selalu dapat memungkiri bahwa
mereka bermaksud untuk menyampaikan maksud-maksud. Implikatur-implikatur
percakapan itu dapat dipungkiri secara eksplisit dengan cara-cara yang berbeda.
Implikatur percakapan dapat diperhitungkan, ditangguhkan, dibatalkan, dan
ditegaskan kembali. Tidak satupun dari sifat-sifat ini yang menggunakan
implikatur percakapan.
IMPLIKATUR KONVENSIONAL
Implikatur ini
yang dibahas sejauh ini, implikatur konvensional tidak disarkan pada prinsip
kerja sama atau maksim-maksim. Implikatur konvensional tidak harus terjadi
dalam percapan, dan tidak bergantung pada konteks khusus untuk
menginterpretasikanya. Implikatur ini diasosiasikan dengan kata-kata khusus dan
menghasilkan maksud tambahan yang disampaikan apabila kata-kata itu digunakan.
Bagi kenyataan
ahli bahasa, gagasan/dugaan implikatur adalah salah satu dari konsep utama
dalam pragmatik. Impikatur tertentu saja merupakan suatu contoh yang utama dari
lebih banyak yang disampaikan dari pada yang dikatakan. Bagi ahli-ahli bahasa
tersebut, konsep utama yang lain dalam pragmatik adalah pengamatan bahwa
tuturan-tuturan itu memperlihatkan tindakan-tindakan yang secara umum dikenal
sebagai ‘tindak tutur’.
DAFTAR PUSTAKA
Yule, George. 2014, Pragmatik. Yogyakarta : Celeban Timur UH III/548